Kenali Tier Dalam Layanan Data Center Lebih Dekat
Dalam dinamika mengelola data center, pasti tak lepas dari yang namanya tier. Terkait erat dengan layanan data center, tier memainkan peranan penting dalam kelancaran operasional bisnismu.
Bagi kita yang mungkin masih awam dengan pengertian tier data center, dalam Bahasa Inggris, istilah ‘tier’ merujuk pada tingkatan atau level. Demikian pula di dunia IT, di mana ada Uptime Institute sebagai sebuah organisasi penasihat yang netral dan berskala internasional. Uptime Institute berfokus pada peningkatan kinerja, efisiensi, dan keandalan infrastruktur penting bisnis melalui inovasi, kolaborasi, dan sertifikasi kinerja yang independen.
Sebagai tolok ukur yang mengglobal, Uptime Institute membuat sistem kategorisasi untuk Data Center yang hari ini kita sebut tier. Di sistem kategorisasi ini, sebuah Data Center ditentukan tingkatannya berdasarkan tingkat uptime, ketahanan dan kinerja sebuah Data Center.
Dunia IT mengenai adanya 4 standar tier, untuk menilai kekuatan dan karakteristik ketahanan sebuah Data Center terhadap kegagalan sistem atau pemadaman alias downtime. Berikut rinciannya:
Klasifikasi Tier 1
Karakteristiknya, perangkat TI dilayani oleh satu jalur distribusi non-redundant, atau satu uplink per satu server. Data Center Tier 1 banyak dipakai oleh perusahaan besar yang memiliki fasilitas Data Center sendiri, dengan fokus kemampuan untuk dapat melayani aktivitas operasional selama jam kerja dan di backup penuh dengan sistem UPS. Tingkat up time 99.671% atau dalam setahun batas toleransi gangguan maksimal 28 jam. Selain itu, untuk bisa tergolong Data Center Tier 1, harus ada ketersediaan genset, dan raised floor, untuk keamanan maksimal. Di Data Center Tier 1, tindakan preventif maintenance dilakukan dengan cara di shutdown keseluruhannya.
Klasifikasi Tier 2
Data Center Tier 2 memiliki semua karakteristik Tier 1, namun diperlengkapi juga dengan sumber daya cadangan seperti generator backup sebagai persiapan saat ada pemadaman listrik bergilir dari PLN. Keberadaan raised floor juga menjadi kewajiban. Data Center Tier 2 punya tingkat uptime 99.741%, atau hanya memiliki toleransi downtime maksimal selama 22 jam dalam setahun. Tindakan preventif maintenance dilakukan dengan cara shutdown di power path dan bagian tertentu dari infrastruktur yang memerlukan proses tersebut.
Klasifikasi Tier 3
Untuk memenuhi syarat klasifikasi Data Center Tier 3, fasilitas tersebut harus sesuai klasifikasi DC pada Tier 2, ditambah lagi dengan persyaratan harus memiliki lebih dari 1 sumber daya listrik dan jaringan (multi network link) sehingga syarat “no shutdown” dapat terpenuhi pada Data Center Tier 3 ini. Tingkat uptime 99.982% atau toleransi gangguan dalam setahun maksimal hanya 1.5 jam saja. Dari sisi ketahanan dalam menghadapi gangguan Tier 3, dikategorikan sebagai tidak rentan terhadap gangguan terencana. Biasanya DC tier 3 ini hampir tidak berbeda dengan performa DC tier 4. Tindakan preventive maintenance dilakukan dengan mengalihkan beban kepada sistem backup saat sedang dilakukan proses maintenance di sistem utama.
Klasifikasi Tier 4
Data Center Tier 4 ini hanya memiliki toleransi down time 30 menit dalam setahun. Selain itu ia tidak rentan baik gangguan terencana maupun gangguan tidak terencana. Data Center Tier 4 ini digunakan melayani korporasi berskala besar dengan proses operasional sehari-hari yang cukup rumit.
Jadi, Data Center Tier berapa yang paling tepat untuk jadi solusi IT di organisasimu? Kita harus memilih yang paling pas, karena tentunya ada aspek biaya investasi pembangunan fasilitas tersebut dan operasionalnya. Dengan pemilihan model tier yang tepat, organisasimu terhindar dari pemborosan sumber daya dan modal.
Sebagai ilustrasi, kondisi ideal bagi perusahaan yang hanya beroperasi pada jam kantor normal, cukup menggunakan Data Center Tier 1 sampai Tier 2 di gedungnya. Membutuhkan lebih banyak info untuk fasilitas Data Center yang tepat di organisasimu? Telkom DWS hadirkan solusi yang terbaik untukmu.